Senin, 05 Juni 2017

Pesona Taman Wisata Guci


Tegal, jika orang-orang mendengar nama kota ini, mungkin mayoritas dari mereka memiliki anggapan bahwa kota ini merupakan kota pesisir, memang tidak salah, karena kota ini memiliki nama lain yaitu kota bahari. Kota Tegal yang merupakan salah satu kota yang termasuk dalam bagian Provinsi Jawa Tengah,
terbagi menjadi dua wilayah administratif, yaitu Tegal-kota yang berada di utara dan kabupaten berada di selatan. Seperti Kota Semarang, wilayah tersebut berada di dataran yang berbeda. Wilayah kota berada di dataran rendah, sedangkan wilayah kabupaten berada di dataran tinggi. Jika wilayah kota memiliki banyak wisata yang berkaitan dengan pantai, lain halnya dengan wilayah kabupaten. Di sini banyak wisata alam khas pegunungan yang tersedia bagi para wisatawan, mulai dari yang berbayar hingga gratis.
Wisata alam di daerah kabupaten terbilang cukup banyak, diantaranya yaitu Bendungan Danawarih, Jembatan Gantung Danawarih, Curug Lawe, Curug Jejeg, Curug Cantel, Curug Kembar, Curug Penganten, Curug Luhur, Curug Putri, Curug Pitu Margasari, Goa Lawa atau dikenal juga dengan nama Bukit Batu Agung, Bukit Rangkok Pagerwangi, Danau Beko Margasari, wisata kesehatan jamu Kalibakung, Waduk Cacaban, situs manusia purba Semedo, agro wisata loco cantik, agro wisata kebun teh, taman poci, kebun melati Maribaya dan masih banyak lagi. Namun dari sekian banyaknya wisata alam yang ada di daerah kabupaten, tidak semuanya dikenal oleh masyarakat umum. Taman Wisata Guci merupakan wisata yang paling terkenal.
Taman wisata Guci berlokasi di Desa Guci, Bumijawa, Kabupaten Tegal. Lokasinya yang berada di daerah pegunjungan, membuat udara di taman wisata ini terasa sejuk dan dingin. Apabila diakses dari pusat kota Tegal, maka waktu perjalan akan berkisar sekitar 45 – 60 menit. Namun, apabila pada hari libur maka membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai lokasi dikarenakan jalan yang macet. Sepanjang perjalanan menuju lokasi, wisatawan akan disuguhkan dengan pemandangan hutan pinus di kanan-kiri jalan. Akses jalan yang tersedia cukup memudahkan para wisatawan bahkan bagi mereka yang tidak pernah mengunjungi taman wisata Guci sekalipun. Hal ini dikarenakan jalan menuju lokasi tersebut hanya ada satu jalan utama saja. Pengunjung hanya perlu mengikuti jalan serta memperhatikan rambu-rambu lalu lintas serta berhati-hati karena jalan menuju lokasi berkelok-kelok serta banyak terdapat turunan tajam.
Setelah melewati kawasan hutan pinus, wisatawan akan melewati gerbang utama taman wisata Guci untuk membayar tiket masuk. Tiket masuk yang dibayarkan sudah termasuk asuransi serta biaya parkir. Setelah membayar tiket masuk, wisatawan dapat memasuki taman wisata Guci dengan membawa kendaraan mereka. Tidak jauh dari pintu masuk, wisatawan dapat melihat villa yang terdapat di kanan-kiri jalan, kebun strawberri, pasar tradisional yang menjajakan sayur-sayuran segar, kelinci, pakaian, manisan pepaya, serta oleh-oleh khas taman wisata Guci. Setelah melewati pasar tradisional tersebut, para wisatawan dapat memarkirkan kendaraan mereka di beberapa tempat parkir yang telah tersedia, mereka bisa memilih dimana mereka akan memarkirkan kendaraannya. Walaupun saat memasuki kawasan ini mereka sudah membayar tiket masuk yang sudah termasuk biaya parkir, namun apabila mereka memarkirkan kendaraannya, mereka dikenakan biaya lagi oleh masyarakat lokal. Biaya yang dikeluarkanpun cukup mahal, yaitu Rp 5.000,- untuk kendaraan beroda dua.
                Tidak jauh dari tempat parkir kendaraan, terlihat ruko yang di desain cukup menarik, ruko-ruko tersebut didirikan dengan papan-papan kayu yang menampilkan kesan yang sangat tradisional. Ruko-ruko tersebut berjejer rapi, barang yang dijajankan pun beragam, mulai dari makanan seperti sate kelinci, bakso, lengko, dan makanan khas lainnya; terdapat pula aksesoris-aksesoris yang dijual dengan harga mulai dari Rp 10.000,- walaupun harga yang ditawarkan terbilang cukup murah namun kualitas yang ditawarkan terbilang cukup tinggi; selain itu terdapat pula ruko-ruko yang menjual pakaian yang mayoritas bertuliskan “TamanWisata Guci”, “I Love Guci”.
            Diujung ruko-ruko tersebut terdapat lokasi yang dikhususkan untuk tempat berkumpulkan kuda-kuda yang disiapkan bagi para wisatawan yang menginginkan berkeliling dengan menunggang kuda. Bagi para pengunjung yang fobia dengan kuda, tidak perlu khawatir akan terganggu dengan keberadaan kuda-kuda yang mengantar para wisatawan, karena telah tersedia jalur khusus kuda sehingga kuda-kuda tersebut tidak akan berjalan diluar jalur yang telah disediakan.

            Fasilitas yang disediakan tidak hanya itu saja, melainkan terdapat pula pemandian air panas, outbond, water park dengan air panas, serta banyak lagi. Setelah mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah kabupaten Tegal, taman Wisata Guci semakin berkembang, ditandai dengan banyaknya wahana baru yang muncul.

0 komentar:

Posting Komentar